Berita Bola - Peluang Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia dinilai sangat terbuka. Hal ini diungkapkan salah satu calon wakil presiden, Ma'aruf Amin, kala menerima sekelompok suporter beberapa waktu lalu.
Menurut Ma'aruf, optimisme nya ini berdasarkan pada sukses nya Indonesia menyelenggarakan Asian Games 2018. Pria berusia 75 tahun tersebut menilai, dengan kesuksesan tersebut, peluang Indonesia menghelat ajang sepak bola paling megah dan besar di kolong jagat ini.
"Kita harus optimistis. Menjadi tuan rumah Piala Dunia bukanlah sebuah hal mustahil bagi Indonesia. Ini sudah terbukti dengan penyelenggaraan Asian Games 2018 yang sukses," ucap Ma'aruf, saat menerima sejumlah perwakilan suporter sepak bola, beberapa waktu lalu.
"Pembangunan infrastruktur yang selama ini dilakukan pemerintah tentu menjadi modal bagi pelaksanaan even sebesar Piala Dunia," sambungnya.
Namun, Ma'aruf mengingatkan, untuk mengadakan even sebesar Piala Dunia, ada syarat utama yang harus dipenuhi. Syarat tersebut adalaah sehat nya persepakbolaan nasional.
"Untuk sampai ke sana tentu sepak bola kita harus sehat. Tidak ada lagi mafia seperti saat ini. Kalau sehat tentu prestasi timnas kita juga akan meningkat," ujarnya.
Baca dibawah ini untuk melihat visi dan misi Ma'arif mengenai sepak bola Indonesia kedepannya.
"Dengan perbaikan sistem pembinaan dan kompetisi yang baik dan terukur, kita bisa mencontoh negara-negara yang memiliki kompetisi yang baik, seperti Inggris dan negara-negara Eropa lainnya," kata penggemar sepak bola itu.
Menurut Ma'aruf, sampai saat ini belum ada payung hukum yang menjamin keamanan dan kenyamanan bagi suporter dalam menyaksikan suatu pertandingan.
"Regulasi sepak bola itu penting. Harus ada perbaikan. Termasuk untuk suporter. Bagaimana suporter bisa merasa nyaman dan aman dalam menonton kalau tidak ada payung hukumnya. Namun diingat, bila sudah dibuat, tentu semua pihak menghargai regulasi itu sendiri, termasuk misalnya adanya hukuman untuk pelatih pelanggaran," pungkasnya.
Menurut Ma'aruf, optimisme nya ini berdasarkan pada sukses nya Indonesia menyelenggarakan Asian Games 2018. Pria berusia 75 tahun tersebut menilai, dengan kesuksesan tersebut, peluang Indonesia menghelat ajang sepak bola paling megah dan besar di kolong jagat ini.
"Kita harus optimistis. Menjadi tuan rumah Piala Dunia bukanlah sebuah hal mustahil bagi Indonesia. Ini sudah terbukti dengan penyelenggaraan Asian Games 2018 yang sukses," ucap Ma'aruf, saat menerima sejumlah perwakilan suporter sepak bola, beberapa waktu lalu.
"Pembangunan infrastruktur yang selama ini dilakukan pemerintah tentu menjadi modal bagi pelaksanaan even sebesar Piala Dunia," sambungnya.
Namun, Ma'aruf mengingatkan, untuk mengadakan even sebesar Piala Dunia, ada syarat utama yang harus dipenuhi. Syarat tersebut adalaah sehat nya persepakbolaan nasional.
"Untuk sampai ke sana tentu sepak bola kita harus sehat. Tidak ada lagi mafia seperti saat ini. Kalau sehat tentu prestasi timnas kita juga akan meningkat," ujarnya.
Baca dibawah ini untuk melihat visi dan misi Ma'arif mengenai sepak bola Indonesia kedepannya.
Bertekad Untuk Memperbaiki Sepak Bola Indonesia
Di hadapan kelompok suporter ini, Ma'aruf pun berjanji akan berupayah meneruskan proses perbaikan sepak bola Indonesia. Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan sepak bola Indonesia untuk bersama-sama membangun sepak bola yang bersih Berita Bola."Dengan perbaikan sistem pembinaan dan kompetisi yang baik dan terukur, kita bisa mencontoh negara-negara yang memiliki kompetisi yang baik, seperti Inggris dan negara-negara Eropa lainnya," kata penggemar sepak bola itu.
Fokus pada Pembinaan
Sebagai salah satu upaya pembenahan, Ma'aruf menyebut, harus ada perbaikan regulasi. Salah satunya, sambung pria kelahiran 11 Maret 1943 tersebut, adalah membuat payung hukum untuk suporter.Menurut Ma'aruf, sampai saat ini belum ada payung hukum yang menjamin keamanan dan kenyamanan bagi suporter dalam menyaksikan suatu pertandingan.
"Regulasi sepak bola itu penting. Harus ada perbaikan. Termasuk untuk suporter. Bagaimana suporter bisa merasa nyaman dan aman dalam menonton kalau tidak ada payung hukumnya. Namun diingat, bila sudah dibuat, tentu semua pihak menghargai regulasi itu sendiri, termasuk misalnya adanya hukuman untuk pelatih pelanggaran," pungkasnya.
Comments
Post a Comment